Rabu, 13 November 2013

OLEH :
NAMA       : ROMI ANDRIAN
NIM   : 09C10432053



FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2010



1.    Plankton Dan Aspek Ekonominya
Pengetahuan mengenai plankton tidaklah untuk kepentingan ilmu pengetahuan semata tetapi juga dapat memberikan kontribusi dalam ekonomi. Banyak plankton yang merupakan sumber daya yang dapat memberikan manfaat ekonomi, tetapi ada juga yang malah dapat menimbulkan kerugian ekonomi.

a.        Aspek ekonomi plankton dalam bidang perikanan
Manfaat ekonomi yang paling jelas adalah dalam perikanan. Boleh dikatakan semua jenis ikan ekonomi menjalani awal kehidupan sebagai plankton dalam bentuk telur dan larva. Pengetahuan mengenai telur dan larva ikan yang planktonik ini (iktioplankton) telah berkembang menjadi ilmu bidang tersendiri.pengetahuan mengenai iktioplankton akan banyak membantu untuk menentukan lokasi pemijahan jenis jenis ikan tertentu dan langkah langkah yang diperlukan untuk melestarikannya.
Selanjutnya dapat pula ditunjukkan bahwa dari hasil penelitian pada berbagai jenis ikan diseluruh dunia, terbukti hampir seluruh ikan ikan pelagis kecil dan larvanya memanfaatkan plankton sebagai makanannya. Dari seluruh produksi ikan di dunia, 74% merupakan ikan pelagis. Berdasarkan jenis makanannya ternyata 63% ikan pelagis ini adalah pemakan plankton (plankton feeder). Di indonesia sendiri ikan pelagis kecil pemakan plankton ( seperti ikan layar, selar, teri, japuh, terbang, lemuru dan kembung) menyumbang sekitar 53% dari potensi lestari sumber daya perikanan kita. Kajian kajian plankton di berbagai negara juga menunjukkan adanya korelasi antara konsentrasi fitoplankton atau zooplankton atau keduanya dengan hasil tangkap ikan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang sebarn fitoplankton yang diindikasikan dengan sebaran klrofil di laut menjadi penting, yang kini telah dapat dilakukan dengan bantuan teknologi satelit. Dengan memahami lokasi konsentrasi plankton dapatlah diperkirakan lokasi yang lebih tepat untuk mencari ladang ikan (fishing ground)

b.        Aspek ekonomi plankton dalam bidang lingkungan
Plankton tidak saja dapat memberikan manfaat ekonomi, tetapi sebaiknya dapak negatif  yang menimbulkan kerugian ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Pertumbuhan lebat populasi fitoplankton jenis jenis tertentu dapat menimbulkan Harmful Alga Bloom (HAB) yang merugikan. HAB ditimbulkan oleh fitoplankton yang menghasilkan toksin (racun) yang dapat mengakibatkan kematian massal pada ikan. Atau menguras oksigen diperairan setempat hingga banyak pula menyebabkan kematian ikan dan biota lainnya.
Bila ini menimpa kawasan perairan budidaya akan menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. HAB juga dapat menimbulkan dampak pada kesehatan manusia bila toksin yang dihasilkan oleh fitoplankton mengkontaminasi bahan makanan asal laut (seafood) yang disantap oleh manusia.
Introduksi jenis plankton tertentu kesuatu lingkungan baru juga dapat menimbulkan perubahan lingkungan yang dapat mengakibatkan kerugian besar bagi perikanan. Kasus masuknya plankton krenofor Mnemiopsis leidyi secara tidak sengaja ke laut hitam (black sea) sekitar tahun 1980-an misalnya, telah membuat pendatang ini tumbuh pesat tampah persaing dan akhirnya menumpas semua telur dan larva ikan di perairan setempat. Akibatnya dalam waktru satu dekade saja perikanan di enam negara pantai laut hitam ambruk dibuat nya.
Disamping itu, dampak ekonomi yang negatif  juga dapat ditimbulkan bila ubur-ubur tumbuh dengan sangat lebat, misalnya plankton ubur-ubur Cyanea yang menyumbat dan merusak jaring nelayan. Instalasi pencairan gas bumi (LNG) dibotan Kalimatan timur, beberapa kali mengalami kerugian yang sangat besar karena saluran pendinginya yang menggunakan air laut dipenui  ubur-ubur. Demikian banyanya ubur-ubur yang menyumbat hingga membuat kewalahan dan memaksa industri tersebut mengurangi produksinhya yang tentu saja menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Selain itu, dari aspek lingkungan beberapa jenis plankton diketahui pula mempunyai kemampuan untuk menyerap.
Gambar : pyradinium bahamense var. Compressum, salah satu jenis fitoplankton penyebab hermful alga bloom (HAB) di indonesia. (Sumber: Hikmah Thoha)

c.         Aspek ekonomi plankton dalam bidang obat-obatan
Berbagai jenis plankton dipercaya dapat merupakan bahan dasar untuk produksi berbagai jenis obat-obatan. Salah satu alasan terjadinya perburuan plankton krill di samudra selatan adalah untuk memenuhi permintaan meningkatnya bahan baku untuk obat-obatan. Banyaknya plankton yang mengandung racun merupakan peluang kajian untuk mencari bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Plankon ubur-ubur jenis tertentu misalnya, dipercaya dapat menjadi obat untuk artritis, hipertensi, dan nyeri punggung.

2.    Definisi Fitoplankton 
Menurut Arinardi, dkk (2000) fitoplankton merupakan nama untuk plankton tumbuhan atau plankton nabati. Menurut Boney (2002) biota fitoplankton adalah tanaman yang diklasifikasikan ke dalam  kelas alga. Ukurannya sangat kecil, tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2 – 200 mikro meter (1 mikro meter = 0,001 mm). Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi ada juga yang membentuk rantai. Sedangkan menurut Wikipedia (2007), Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton.
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen. Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut (Andri, 2009). Jadi dapat disimpulkan bahwa fitoplankton adalah tumbuhan air autotrof yang bebas melayang dan hanyut dalam air laut yang berasal dari penggolongan plankton dengan ukuran dan jenis yang bervariasi. 

a.        Pengenalan umum tentang fitoplankton 
Fitoplankton mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu perairan, selain sebagai dasar dari rantai pakan (primary producer) juga merupakan salah satu parameter tingkat kesuburan suatu perairan. Fitoplankton membentuk sejumlah besar biomassa di laut, kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja. Sebagian besar bersel satu dan mikroskopik, dan mereka termasuk filum Chrysophyta, yakni alga kuning-hijau yang meliputi diatom dan kokolifotor. Selain ini terdapat beberapa jenis alga hijau-biru (Cyanophyta), alga coklat (Phaeophyta) dan satu kelompok besar dari Dinoflagellata (Pyrophyta) (Rimper, Joice. 2002).
Fitoplankton bisa ditemukan di seluruh massa air mulai dari permukaan laut sampai pada kedalaman dengan intensitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya  fotosintesis khususnyaZone eufotik  yang ketebalannya bervariasi dari beberapa puluh sentimeter (air yang keruh) hingga lebih dari 150 meter (air yang jernih) (Tambaru, Rahmadi, 2003). 
Ada tiga karakteristik dasar yang biasanya digunakan dalam  pembagian kelompok Fitoplankton, yakni:
·         Berdasarkan ukuran dan bentuknya
·         Berdasarkan pigmen fotosintetik
·         Komposisi dinding sel
Fitoplankton yang berukuran besar dan biasanya tertangkap oleh jaring plankton, terdiri dari dua kelompok besar yaitu:
·         Diatom
·         Dinoflagellata (Natasasmita, 2011).

b.        Diatom 
Diatom adalah kelompok fitoplankton yang tersebar luas dan dapat ditemukan baik di samudra maupun di perairan tawar.  Sampai saat ini para ahli memperkirakan jumlah species dari diatom ini sekitar 50.000 spesies. Kebanyakan diantaranya hidup pelagik di perairan terbuka, meskipun begitu ada juga yang hidup di lapisan tipis permukaan (surface films) pada batas kolom air-sedimen (water-sediment interface) (Maruf, 2005).
Ciri-ciri Diatom:
·         Termasuk alga eukaryotik 
·         Umumnya berbentuk unisellular (bersel satu) 
·         Memiliki dinding sel silikat unik yang terdiri atas dua katup terpisah  disebut frustuleatau test  yg terbuat dari silikon dioksida yaitu bahan utama pembuat gelas, berhiaskan lubang-lubng besar-kecil dengan pola-pola yang khas menurut spesies diatom .
Contoh diatom  seperti: Thalassiosira, Coscinosira, Thalassiohtrix, Chaetocceros  dan Bacteriastrum. (Amin, 2009).
Zhong (1989) menjelaskan bahwa diatom berkembang biak dengan cara membelah diri. Di saat proses pembelahan diri, intinya akan terpecah dua lalu tutup dan wadah mulai berpisah (satu belahan menempati hipoteka, belahan lainnya menempati epiteka) dan masing-masing membawa spora dari  protoplasma dan masing-masing belahan membuat dinding baru begitu rupa sehingga setiap belahan akan membentuk suatu katup atas atau katup  bawah baru. Karena katup-katup baru ini disekresi dari dalam katup yang lama maka seraya proses ini berlangsung melalui beberapa generasi, ukuran diatom akan mengecil. Dengan demikian ukuran-ukuran individu dari spesies yang sama tetapi dari generasi yang berlainan akan berbeda.

c.         Dinoflagellata
Ciri-ciri Dinoflagellata:
·         Merupakan kelompok alga eukaryotik terbesar disamping Diatom Disebut juga Peridinia atau Dinophyceae (salah satu kelas alga dari divisi adinophyta)
·         Umumnya berbentuk unisellular
·         Memiliki Flagella (organ seperti cambuk)
·         Berkembangbiak dengan cara membelah diri

Berdasarkan kebiasaan hidupnya dan lokasi flagelnya dinoflagellata dapat dibagi menjadi dua kelompok  besar  yaitu:
·         Desmokontae ,  terdapat  dua flagella yang  semuanya  berlokasi pada ujung  anterior (Exuviella dan Prorocentrum).
·         Dinokontae, kedua flagelnya mempunyai lokasi yang berbeda :

Ø  Flagella tranversal (melintang),  yang  terdapat dalam alur groove) yang mengitrai pinggang sel . 
Ø  Flagella longitudinal, dalam alur membujur dan memenjang hingga keluar sel bagaikan ekor untuk bergerak maju.
Reproduksi :
Ø  Umumnya dengan pembelahan sel (binary fission)
Ø  Laju pembelahan akan sangat tinggi bila lingkungannya optimal (Hariyati, 2008).             




b.    Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi Zooplankton Lebih Berfungsi Sebagai Konsumen (consumer) bahan organik. Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 - 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Antara lain kopepod(copepod), eufausid (euphausid), misid(mysid), amfipod (amphipod, kaetognat(chaetognath). 
Zooplankton dapat dijumpaimulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar Taut(bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelangdewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.
DAFTAR PUSTAKA

Amin,M.Ikhsan,  2009.  Diatom. http://mikhsanamin.blogspot.com/2009/04/diatom. html  Diakses pada tanggal 4 Agustus pukul 12.24) : Jakarta
Andri,R,2009. Phytoplankton. < http://serc5.si.edu/phytoplankton/ceratfurdif.htm> :Bandung.
Arinardi,dkk,2000. KeragamanFitoplankton,<www.ecoton.or.id.>:Jakarta.Boney,M, 2002. Fitoplankton.Sumsel. http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/ Mastigophora/furca_3html
Hariyati,R,2008. ProtistaAutotrofEukariotikPyrrophyta.   http://rhariyati.blogspot.com/2008/01/protista-autotrof-eukariotik-pyrrophyta.html,(diakses tanggal 4 Agustus 2011  pukul 17.02) :  Bandung. 
Maruf,2005. MengenalDiatom. http://maruf.wordpress.com/2005/12/22/mengenal-diatom/ , \ (diaksestanggal 6 Mei 2011 pukul 17.01): Jakarta.
Natasasmita,Dias,2011. Fitoplankton. http://adios19.wordpress.com/2011/05/12/fitoplankton /   Surabaya. 
Tambaru,Rahmadi.2003. SelangWaktuInkubasiyangTerbaikDalamPengukuranProduktivitasPrimerFitoplanktondiPerairanLauthttp://rudyct.topcities.com/pps702_71034/rahmadi_ tambaru.htm
Wikipedia, 2007. Fitoplankton.  http://id.wikipedia.org/wiki/Fitoplankton.
Zhong, Huang Giang, 1989, A Biology of Algae. Beijing Publishing Co, LTD. China.