OLEH
:
NAMA : ROMI ANDRIAN
NIM
:
09C10432053
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
TEUKU UMAR
MEULABOH
ACEH BARAT
2010
1.
Plankton Dan Aspek Ekonominya
Pengetahuan mengenai plankton tidaklah
untuk kepentingan ilmu pengetahuan semata tetapi juga dapat memberikan
kontribusi dalam ekonomi. Banyak plankton yang merupakan sumber daya yang dapat
memberikan manfaat ekonomi, tetapi ada juga yang malah dapat menimbulkan
kerugian ekonomi.
a.
Aspek ekonomi plankton dalam bidang perikanan
Manfaat
ekonomi yang paling jelas adalah dalam perikanan. Boleh dikatakan semua jenis
ikan ekonomi menjalani awal kehidupan sebagai plankton dalam bentuk telur dan
larva. Pengetahuan mengenai telur dan larva ikan yang planktonik ini
(iktioplankton) telah berkembang menjadi ilmu bidang tersendiri.pengetahuan
mengenai iktioplankton akan banyak membantu untuk menentukan lokasi pemijahan
jenis jenis ikan tertentu dan langkah langkah yang diperlukan untuk
melestarikannya.
Selanjutnya dapat pula ditunjukkan
bahwa dari hasil penelitian pada berbagai jenis ikan diseluruh dunia, terbukti
hampir seluruh ikan ikan pelagis kecil dan larvanya memanfaatkan plankton
sebagai makanannya. Dari seluruh produksi ikan di dunia, 74% merupakan ikan
pelagis. Berdasarkan jenis makanannya ternyata 63% ikan pelagis ini adalah
pemakan plankton (plankton feeder). Di
indonesia sendiri ikan pelagis kecil pemakan plankton ( seperti ikan layar,
selar, teri, japuh, terbang, lemuru dan kembung) menyumbang sekitar 53% dari
potensi lestari sumber daya perikanan kita. Kajian kajian plankton di berbagai
negara juga menunjukkan adanya korelasi antara konsentrasi fitoplankton atau
zooplankton atau keduanya dengan hasil tangkap ikan. Oleh sebab itu,
pengetahuan tentang sebarn fitoplankton yang diindikasikan dengan sebaran
klrofil di laut menjadi penting, yang kini telah dapat dilakukan dengan bantuan
teknologi satelit. Dengan memahami lokasi konsentrasi plankton dapatlah
diperkirakan lokasi yang lebih tepat untuk mencari ladang ikan (fishing ground)
b.
Aspek ekonomi plankton dalam bidang
lingkungan
Plankton
tidak saja dapat memberikan manfaat ekonomi, tetapi sebaiknya dapak
negatif yang menimbulkan kerugian
ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Pertumbuhan lebat populasi fitoplankton
jenis jenis tertentu dapat menimbulkan Harmful
Alga Bloom (HAB) yang merugikan. HAB ditimbulkan oleh fitoplankton yang
menghasilkan toksin (racun) yang dapat mengakibatkan kematian massal pada ikan.
Atau menguras oksigen diperairan setempat hingga banyak pula menyebabkan
kematian ikan dan biota lainnya.
Bila
ini menimpa kawasan perairan budidaya akan menimbulkan kerugian ekonomi yang
sangat besar. HAB juga dapat menimbulkan dampak pada kesehatan manusia bila
toksin yang dihasilkan oleh fitoplankton mengkontaminasi bahan makanan asal
laut (seafood) yang disantap oleh
manusia.
Introduksi
jenis plankton tertentu kesuatu lingkungan baru juga dapat menimbulkan
perubahan lingkungan yang dapat mengakibatkan kerugian besar bagi perikanan.
Kasus masuknya plankton krenofor Mnemiopsis leidyi secara tidak sengaja ke laut
hitam (black sea) sekitar tahun
1980-an misalnya, telah membuat pendatang ini tumbuh pesat tampah persaing dan
akhirnya menumpas semua telur dan larva ikan di perairan setempat. Akibatnya
dalam waktru satu dekade saja perikanan di enam negara pantai laut hitam ambruk
dibuat nya.
Disamping
itu, dampak ekonomi yang negatif juga
dapat ditimbulkan bila ubur-ubur tumbuh dengan sangat lebat, misalnya plankton
ubur-ubur Cyanea yang menyumbat dan
merusak jaring nelayan. Instalasi pencairan gas bumi (LNG) dibotan Kalimatan
timur, beberapa kali mengalami kerugian yang sangat besar karena saluran
pendinginya yang menggunakan air laut dipenui
ubur-ubur. Demikian banyanya ubur-ubur yang menyumbat hingga membuat
kewalahan dan memaksa industri tersebut mengurangi produksinhya yang tentu saja
menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Selain itu, dari aspek
lingkungan beberapa jenis plankton diketahui pula mempunyai kemampuan untuk
menyerap.
Gambar : pyradinium
bahamense var. Compressum, salah
satu jenis fitoplankton penyebab hermful
alga bloom (HAB) di indonesia. (Sumber: Hikmah Thoha)
c.
Aspek ekonomi plankton dalam bidang
obat-obatan
Berbagai
jenis plankton dipercaya dapat merupakan bahan dasar untuk produksi berbagai
jenis obat-obatan. Salah satu alasan terjadinya perburuan plankton krill di samudra selatan adalah untuk
memenuhi permintaan meningkatnya bahan baku untuk obat-obatan. Banyaknya
plankton yang mengandung racun merupakan peluang kajian untuk mencari bahan
yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Plankon ubur-ubur jenis tertentu
misalnya, dipercaya dapat menjadi obat untuk artritis, hipertensi, dan nyeri
punggung.
2. Definisi Fitoplankton
Menurut
Arinardi, dkk (2000) fitoplankton merupakan nama untuk plankton tumbuhan atau
plankton nabati. Menurut Boney (2002) biota fitoplankton adalah tanaman yang
diklasifikasikan ke dalam kelas alga. Ukurannya sangat kecil, tak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2 – 200
mikro meter (1 mikro meter = 0,001 mm). Fitoplankton umumnya berupa individu
bersel tunggal, tetapi ada juga yang membentuk rantai. Sedangkan menurut
Wikipedia (2007), Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton.
Autotrof
adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa
bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan
kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen. Meskipun ukurannya sangat
kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga
dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut (Andri, 2009). Jadi dapat
disimpulkan bahwa fitoplankton adalah tumbuhan air autotrof yang bebas melayang
dan hanyut dalam air laut yang berasal dari penggolongan plankton dengan ukuran
dan jenis yang bervariasi.
a.
Pengenalan umum tentang
fitoplankton
Fitoplankton mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu
perairan, selain sebagai dasar dari rantai pakan (primary producer) juga
merupakan salah satu parameter tingkat kesuburan suatu perairan. Fitoplankton membentuk sejumlah besar
biomassa di laut, kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja.
Sebagian besar bersel satu dan mikroskopik, dan mereka termasuk filum
Chrysophyta, yakni alga kuning-hijau yang meliputi diatom dan kokolifotor.
Selain ini terdapat beberapa jenis alga hijau-biru (Cyanophyta), alga coklat
(Phaeophyta) dan satu kelompok besar dari Dinoflagellata (Pyrophyta) (Rimper,
Joice. 2002).
Fitoplankton bisa ditemukan di seluruh massa air mulai dari
permukaan laut sampai pada kedalaman dengan intensitas cahaya yang masih
memungkinkan terjadinya fotosintesis
khususnyaZone eufotik yang
ketebalannya bervariasi dari beberapa puluh sentimeter (air yang keruh) hingga
lebih dari 150 meter (air yang jernih) (Tambaru, Rahmadi, 2003).
Ada tiga karakteristik dasar
yang biasanya digunakan dalam pembagian
kelompok Fitoplankton, yakni:
·
Berdasarkan ukuran dan
bentuknya
·
Berdasarkan pigmen
fotosintetik
·
Komposisi dinding sel
Fitoplankton yang berukuran
besar dan biasanya tertangkap oleh jaring plankton, terdiri dari dua kelompok
besar yaitu:
·
Diatom
·
Dinoflagellata (Natasasmita,
2011).
b.
Diatom
Diatom adalah kelompok fitoplankton yang tersebar luas dan dapat
ditemukan baik di samudra maupun di perairan tawar. Sampai saat ini para ahli
memperkirakan jumlah species dari diatom ini sekitar 50.000 spesies. Kebanyakan
diantaranya hidup pelagik di perairan terbuka, meskipun begitu ada juga yang
hidup di lapisan tipis permukaan (surface films) pada batas kolom
air-sedimen (water-sediment interface) (Maruf,
2005).
Ciri-ciri Diatom:
·
Termasuk alga
eukaryotik
·
Umumnya berbentuk
unisellular (bersel satu)
·
Memiliki dinding sel silikat
unik yang terdiri atas dua katup terpisah disebut frustuleatau test yg terbuat dari silikon
dioksida yaitu bahan utama pembuat gelas, berhiaskan lubang-lubng besar-kecil
dengan pola-pola yang khas menurut spesies diatom .
Contoh diatom seperti: Thalassiosira, Coscinosira,
Thalassiohtrix, Chaetocceros dan
Bacteriastrum. (Amin, 2009).
Zhong (1989) menjelaskan bahwa diatom berkembang biak dengan cara
membelah diri. Di saat proses pembelahan diri, intinya akan terpecah dua lalu
tutup dan wadah mulai berpisah (satu belahan menempati hipoteka, belahan lainnya
menempati epiteka) dan masing-masing membawa spora
dari protoplasma dan
masing-masing belahan membuat dinding baru begitu rupa sehingga setiap belahan
akan membentuk suatu katup atas atau katup bawah
baru. Karena katup-katup baru ini disekresi dari dalam katup yang lama maka
seraya proses ini berlangsung melalui beberapa generasi, ukuran diatom akan
mengecil. Dengan demikian ukuran-ukuran individu dari spesies yang sama tetapi
dari generasi yang berlainan akan berbeda.
c.
Dinoflagellata
Ciri-ciri Dinoflagellata:
·
Merupakan kelompok alga eukaryotik terbesar disamping Diatom Disebut juga Peridinia atau Dinophyceae
(salah satu kelas alga dari divisi adinophyta)
·
Umumnya berbentuk
unisellular
·
Memiliki Flagella (organ
seperti cambuk)
·
Berkembangbiak dengan cara
membelah diri
Berdasarkan kebiasaan
hidupnya dan lokasi flagelnya dinoflagellata dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar yaitu:
·
Desmokontae , terdapat dua flagella yang semuanya berlokasi pada ujung anterior (Exuviella dan Prorocentrum).
·
Dinokontae, kedua flagelnya
mempunyai lokasi yang berbeda :
Ø Flagella tranversal (melintang), yang terdapat dalam alur groove) yang mengitrai pinggang
sel .
Ø Flagella longitudinal, dalam alur membujur dan memenjang hingga
keluar sel bagaikan ekor untuk bergerak maju.
Reproduksi
:
Ø Umumnya dengan pembelahan sel (binary fission)
Ø Laju pembelahan akan sangat tinggi bila lingkungannya optimal
(Hariyati,
2008).
b. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani,
adalah hewan yang hidupnya
mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan
renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat
ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang
maksudnya tak dapat
memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat
bergantung pada bahan organik
dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi Zooplankton Lebih Berfungsi Sebagai Konsumen (consumer) bahan organik. Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 - 2 mm, tetapi ada juga yang
berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Antara lain kopepod(copepod), eufausid (euphausid), misid(mysid), amfipod (amphipod, kaetognat(chaetognath).
Zooplankton dapat
dijumpaimulai dari perairan pantai, perairan estuaria di
depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke
perairan kutub. Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan
ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari
lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas
(nekton) atau yang hidup di dasar Taut(bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai
zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelangdewasa, sifat hidupnya
yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.
DAFTAR PUSTAKA
Amin,M.Ikhsan, 2009. Diatom. http://mikhsanamin.blogspot.com/2009/04/diatom.
html
Diakses pada
tanggal 4 Agustus pukul 12.24) :
Jakarta
Arinardi,dkk,2000. KeragamanFitoplankton,<www.ecoton.or.id.>:Jakarta.Boney,M, 2002. Fitoplankton.Sumsel. http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/
Mastigophora/furca_3html
Hariyati,R,2008. ProtistaAutotrofEukariotikPyrrophyta. http://rhariyati.blogspot.com/2008/01/protista-autotrof-eukariotik-pyrrophyta.html,(diakses tanggal 4 Agustus 2011 pukul 17.02) : Bandung.
Maruf,2005. MengenalDiatom. http://maruf.wordpress.com/2005/12/22/mengenal-diatom/
, \ (diaksestanggal 6 Mei 2011 pukul 17.01): Jakarta.
Natasasmita,Dias,2011. Fitoplankton. http://adios19.wordpress.com/2011/05/12/fitoplankton
/
Surabaya.
Tambaru,Rahmadi.2003. SelangWaktuInkubasiyangTerbaikDalamPengukuranProduktivitasPrimerFitoplanktondiPerairanLauthttp://rudyct.topcities.com/pps702_71034/rahmadi_
tambaru.htm
Zhong, Huang Giang, 1989, A Biology of Algae. Beijing Publishing Co, LTD. China.